Jakpost.id, Tawakal adalah salah satu akhlak mulia dalam Islam yang menjadi indikator kuatnya keimanan seseorang. Prinsip ini mengajarkan keseimbangan antara usaha maksimal yang dilakukan manusia dengan penyerahan diri secara total kepada kehendak dan ketetapan Allah Swt.
Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan sebuah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah melakukan segala bentuk ikhtiar (usaha) yang maksimal dan sesuai dengan syariat. Keyakinan mendalam ini meyakini bahwa hanya Allah yang menentukan hasil akhir dari setiap upaya manusia.
A. Penjelasan Mendalam Mengenai Tawakal
Secara bahasa (lughawi), kata “tawakal” berasal dari kata wakkala (توكّل) yang berarti menyerahkan, mempercayakan, atau mewakilkan urusan kepada pihak lain.
Dalam syariat Islam, makna tawakal adalah:
- Melakukan Usaha Maksimal (Ikhtiar): Seorang Muslim wajib mengerahkan segala daya dan upaya, merencanakan, dan bekerja keras sesuai kemampuan. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang melarang sikap malas dan pasif.
- Menyerahkan Hasil Akhir kepada Allah: Setelah usaha (ikhtiar) dilakukan dengan sungguh-sungguh, hati melepaskan diri dari ketergantungan kepada selain Allah dan memasrahkan segala keputusan dan hasil akhirnya kepada-Nya. Keyakinan penuh bahwa apa pun hasilnya, itulah yang terbaik dari Allah Swt.
Tawakal merupakan inti dari akidah dan keimanan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. At-Talaq ayat 3:
“…Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Q.S. At-Talaq: 3)
Ayat tersebut memberikan jaminan kecukupan dan pertolongan bagi hamba-Nya yang benar-benar bertawakal.









