Jakpost.id, Pada 8 Oktober, Aliansi Anti-Penipuan Global (GASA) bekerja sama dengan Feedzai merilis “Laporan Situasi Penipuan Global 2025”, yang secara komprehensif menganalisis tingkat prevalensi, dampak, dan tantangan kebijakan terkait penipuan di seluruh dunia.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dalam 12 bulan terakhir, 57% responden global pernah mengalami penipuan, di antaranya 23% mengalami kerugian finansial nyata. Penipuan belanja mempengaruhi 54% korban, sementara penipuan investasi dan penipuan “keuntungan tak terduga” masing-masing mempengaruhi 48% orang. Di Amerika Selatan, Afrika, dan Oseania, setiap 4 responden, 1 orang mengalami kerugian ekonomi dalam setahun terakhir.
Penelitian juga mengungkapkan trauma emosional yang ditimbulkan oleh penipuan. 69% korban melaporkan mengalami tekanan psikologis yang besar, 17% merasa kepercayaan diri mereka terganggu, dan 14% menyatakan bahwa penipuan menyebabkan ketegangan dalam hubungan keluarga. Meskipun demikian, banyak kasus penipuan masih belum dilaporkan, terutama karena ketidaktahuan tentang tempat melapor.
Ditekankan bahwa penipuan bukan lagi kejadian kriminal individual, melainkan ancaman global terhadap keamanan konsumen, stabilitas keuangan, dan kepercayaan ekonomi digital. GASA dan Feedzai menyerukan semua pihak di dunia untuk memperkuat kerja sama internasional, mengembangkan alat pencegahan penipuan yang lebih efektif, dan membangun mekanisme tanggung jawab yang jelas di antara platform besar, pemerintah, dan industri









