PLTU Bukan Penyebab Utama Polusi Udara Jakarta, Politisi Diminta Tak Giring Opini

POLITIK40 Dilihat
banner 468x60

Jakpost.id, JAKARTA – Polemik seputar buruknya kualitas udara di Jakarta kembali mencuat, dengan sejumlah pihak menjadikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai kambing hitam. Namun, sejumlah pakar dan pengamat meminta agar isu ini tidak dipolitisasi.

Pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai banyak politisi menggunakan isu polusi udara untuk meraih perhatian publik, terutama di masa kampanye. “Sekarang yang ramai dibahas adalah polusi udara, dan politisi ikut-ikutan memanfaatkan isu ini,” ujar Emrus, Selasa (22/8/2023).

banner 336x280

Emrus menjelaskan bahwa penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa universitas terkemuka telah memaparkan data ilmiah mengenai penyebab polusi udara di Jakarta. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa kontribusi PLTU terhadap polusi udara di Jakarta hanya sekitar 1 persen.

Bandingkan dengan Banten

Emrus menambahkan bahwa kualitas udara di Banten, yang lebih dekat dengan PLTU dibanding Jakarta, justru lebih baik. “Coba bandingkan, 10 menit berjalan di Jakarta, hidung langsung terasa kotor akibat polusi udara. Di Banten tidak seperti itu,” jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa akar masalah polusi udara di Jakarta lebih banyak berasal dari sektor transportasi yang hingga kini belum teratasi. “Ahli lingkungan sudah berulang kali menyatakan bahwa PLTU bukan faktor utama. Tapi masalahnya apa, solusinya di mana? Itu yang belum jelas,” tambahnya.

Emrus menyebut bahwa penyelesaian polusi udara di Jakarta harus dimulai dari sumber utama, yakni transportasi dan pembakaran bahan bakar fosil. “Di Jakarta, masalahnya jauh lebih kompleks. Tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saja, apalagi menyalahkan PLTU,” katanya.

Data KLHK dan Kajian Satelit

Sebelumnya, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, Luckmi Purwandari, juga mengungkapkan bahwa citra satelit yang menunjukkan tingkat polusi nitrogen dioksida di Jakarta telah dianalisis secara mendalam. “Kami sudah melakukan kajian berdasarkan data dari satelit Copernicus Sentinel-5P. Data ini menunjukkan bagaimana distribusi polusi udara sebenarnya,” ungkap Luckmi dalam diskusi bertajuk Solusi Polusi Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Menurut data KLHK, sumber utama polusi udara di Jakarta berasal dari sektor transportasi yang menyumbang 67 persen, diikuti oleh industri sebesar 26,8 persen, dan PLTU sebesar 5,7 persen.

Strategi Pemerintah Atasi Polusi

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mengatasi polusi udara dengan strategi jangka pendek dan jangka panjang.

Beberapa langkah yang disiapkan meliputi:

  1. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil seperti pada kendaraan bermotor, industri, dan pembangkit listrik.
  2. Mendorong penggunaan energi ramah lingkungan, termasuk transisi ke kendaraan listrik.
  3. Mengimplementasikan teknologi scrubber dan co-firing di PLTU dan industri untuk menekan emisi.

“Pemerintah juga berfokus pada pengembangan bahan bakar alternatif yang lebih bersih dan meningkatkan pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang tidak mematuhi regulasi emisi,” ujar Rachmat.

Tantangan dan Harapan

Kualitas udara Jakarta yang buruk menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat. Sektor transportasi menjadi pekerjaan rumah utama yang harus segera ditangani, termasuk mempercepat transisi ke moda transportasi yang lebih bersih dan efisien.

Di sisi lain, wacana mengenai PLTU sebagai penyebab utama polusi udara perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Data ilmiah menunjukkan bahwa kontribusi PLTU terhadap polusi di Jakarta tergolong kecil dibandingkan sektor lainnya.

“Yang dibutuhkan adalah pendekatan holistik yang melibatkan semua sektor dan pemangku kepentingan,” kata Emrus. “Polusi udara adalah masalah serius, tapi solusinya harus berdasarkan data, bukan opini atau kepentingan politik.”

Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan kualitas udara di Jakarta dapat membaik, memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh warganya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *